makalah budidaya ikan lele
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas
segala limpahan rahmat , inayah, taufik dan hinayahNya sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat
sederhana. Makalah ini kami buat untuk memenuhi salah satu tugas yang di berikan oleh bapak/ibu guru.
Kami mengucapkan terimakasih kepada orang tua,
ibu guru, teman-teman, dan semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini
dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan
demi sempurnanya makalah ini.
Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai
salah satu acuan,petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar………………………………………………………………………………i
Daftar Isi…………………………………………………………………………………….ii
BAB 1 Pendahuluan
A. Latar belakang Masalah………………………………………….……………………...1
B. Maksud, Tujuan, Batasan Masalah dan Metode Penilitian...............................................2
BAB 2
Pembahasan
A. Pembenihan Ikan Lele……………..............………………………………………........3
B.
Tahap Proses Pembudidayaan
Ikan Lele.........................................................................3
BAB 3 Penutup
A. Kesimpulan…………………………………………………………………………….…9
B.
Saran...................................................................................................................................9
Daftar Pustaka…………………………………………………………………………….….10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah
Lele merupakan
jenis ikan yang digemari masyarakat, dengan rasa yang lezat, daging empuk, duri
teratur dan dapat disajikan dalam berbagai macam menu masakan. Pengembangan
usaha budidaya ikan lele semakin meningkat setelah masuknya jenis ikan lele
dumbo ke Indonesia pada tahun 1985. Keunggulan lele dumbo dibanding lele lokal
antara lain tumbuh lebih cepat, jumlah telur lebih banyak dan lebih tahan
terhadap penyakit. Namun demikian perkembangan budidaya yang pesat tanpa
didukung pengelolaan induk yang baik menyebabkan lele dumbo mengalami penurunan
kualitas (Rahmat. 1991)
Hal ini karena
adanya perkawinan sekerabat (inbreeding), seleksi induk yang salah atas
penggunaan induk yang berkualitas rendah. Penurunan kualitas ini dapat diamati
dari karakter umum pertama matang gonad, derajat penetasan telur, pertumbuhan
harian, daya tahan terhadap penyakit dan nilai FCR (Feeding Conversion Rate).
Sebagai upaya perbaikan mutu ikan lele dumbo BBAT Sukabumi telah berhasil
melakukan rekayasa genetik untuk menghasilkan lele dumbo strain baru yang
diberi nama lele "Sangkuriang".Seperti halnya sifat biologi lele
dumbo terdahulu, lele Sangkuriang tergolong omnivora. Di alam ataupun
lingkungan budidaya, ia dapat memanfaatkan plankton, cacing, insekta,
udang-udang kecil dan mollusca sebagai makanannya (Rahmat. 1991)
Lele merupakan
jenis ikan yang digemari masyarakat, dengan rasayang lezat, daging empuk, duri
teratur dan dapat disajikan dalam berbagaimacam menu masakan. Lele merupakan
jenis ikan yang digemarimasyarakat, dengan rasa yang lezat, daging empuk, duri
teratur dan dapatdisajikan dalam berbagai macam menu masakan. Adapun manfaat
yang dihasilkan dari budidaya lele antara lain:
a. Sebagai bahan makanan
b. Ikan lele jenis C. Batrachus juga bisa dimanfaatkan
sebagai ikanpajangan atau hiasan.
c. Ikan lele yang di pelihara di sawah dapat bermanfaat
untuk memberantas hama padi berupa serangga air. Karena merupakansalah satu
makanan alami ikan lele.
d. Ikan lele juga dapat diramu dengan berbagai macam obat
lain untuk mengobati penyakit asma, menstruasi (datang bulan tidak
teratur),hidung berdarah, kencing berdarah, dll.
e. Selain itu, banyak mengkonsumsi ikan lele juga dapat
menyehatkan jantung. Karena ikan lele lebih banyak mengandung omega 3 dibanding
dengan jenis ikan lainnya.
Hal yang telah
terurai diatas menjadi faktor penyebab “Pembudidayaan
Ikan Lele”.
B. Maksud, Tujuan,
Batasan Masalah dan Metode Penilitian
1. Maksud
Pembuatan makalah Pembudidayaan Ikan Lele adalah
merupakan suatu sistem pembelajaran yang dilakukan di dalam Proses Belajar
Mengajar SMP Darul Ma’arif Banyuputih. Setelah
pembuatan makalah Pembudidayaan Ikan
Lele secara khusus diharapkan memperoleh pengetahuan yang mencangkup
tentang komponen dalam embudidayaan ikan lele
2. Tujuan
Memberikan pengetahuan tentang teori makalah Pembudidayaan Ikan Lele untuk mengetahui tentang Pembudidayaan Ikan Lele secara
mendalam.
3. Batasan Masalah
Dalam makalah ini kami hanya membatasi tentang Pembudidayaan Ikan Lele.
4.
Metode penilitian
Dalam pembuatan makalah ini kami melakuakan pencarian
informasi menggunakan media teknologi berupa internet.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pembenihan Ikan
Lele
Adalah budidaya
lele untuk menghasilkan benih sampai berukuran tertentu dengan cara mengawinkan
induk jantan dan betina pada kolam-kolam khusus pemijahan. Pembenihan lele
mempunyai prospek yang bagus dengan tingginya konsumsi lele serta banyaknya
usaha pembesaran lele (Rahmat. 1991). Dan adapun Sistem Budidaya Lele memiliki
3 sistem pembenihan lele yang dikenal, yaitu :
1. Sistem Massal. Dilakukan dengan menempatkan lele
jantan dan betina dalam satu kolam
dengan perbandingan tertentu. Pada sistem ini induk jantan secara
leluasa mencari pasangannya untuk diajak kawin dalam sarang pemijahan, sehingga
sangat tergantung pada keaktifan induk jantan mencari pasangannya.
2. Sistem Pasangan. Dilakukan dengan menempatkan induk
jantan dan betina pada satu kolam khusus. Keberhasilannya ditentukan oleh
ketepatan menentukan pasangan yang cocok antara kedua induk.
3. Pembenihan Sistem Suntik (Hyphofisasi).Dilakukan
dengan merangsang lele untuk memijah atau terjadi ovulasi dengan suntikan
ekstrak kelenjar Hyphofise, yang terdapat di sebelah bawah otak besar. Untuk
keperluan ini harus ada ikan sebagai donor kelenjar Hyphofise yang juga harus
dari jenis lele.
B. Tahap Proses Pembudidayaan Ikan Lele
1. Pembuatan Kolam lele.
Ada dua macam /
tipe kolam, yaitu bak dan kubangan (kolam galian). Pemilihan tipe kolam
tersebut sebaiknya disesuaikan dengan lahan yang tersedia. Secara teknis baik
pada tipe bak maupun tipe galian, pembenihan lele harus mempunyai (Budi, 1993)
:
a)
Kolam tandon. Mendapatkan masukan air langsung dari
luar/sumber air. Berfungsi untuk pengendapan lumpur, persediaan air, dan
penumbuhan plankton. Kolam tandon ini merupakan sumber air untuk kolam yang
lain.
b)
Kolam pemeliharaan induk. Induk jantan dan bertina
selama masa pematangan telur dipelihara pada kolam tersendiri yang sekaligus
sebagai tempat pematangan sel telur dan sel sperma.
c)
Kolam Pemijahan. Tempat perkawinan induk jantan dan
betina. Pada kolam ini harus tersedia sarang pemijahan dari ijuk, batu bata, bambu
dan lain-lain sebagai tempat hubungan induk jantan dan betina. Kolam
Pendederan. Berfungsi untuk membesarkan anakan yang telah menetas dan telah
berumur 3-4 hari. Pemindahan dilakukan pada umur tersebut karena anakan mulai
memerlukan pakan, yang sebelumnya masih menggunakan cadangan kuning telur induk
dalam saluran pencernaannya.
2. Pemilihan Induk lele
a)
Induk jantan mempunyai tanda :
1)
Tulang kepala berbentuk pipih
2)
Warna lebih gelap
3)
Gerakannya lebih lincah
4)
Perut ramping tidak terlihat lebih besar daripada
punggung
5)
Alat kelaminnya berbentuk runcing.
b) ·Induk betina bertanda :
1)
Tulang kepala berbentuk cembung
2)
Warna badan lebih cerah
3)
Gerakan lamban
4)
Perut mengembang lebih besar dari pada punggung alat
kelamin berbentuk
5)
bulat
3. Persiapan Lahan lele
Proses
pengolahan lahan (pada kolam tanah) meliputi :
1)
Pengeringan, Untuk membersihkan kolam dan mematikan
berbagai bibit penyakit.
2)
Pengapuran, dlakukan dengan kapur Dolomit atau Zeolit
dosis 60 gr/m2 untuk mengembalikan
keasaman tanah dan mematikan bibit penyakit yang tidak mati oleh pengeringan.
3)
Perlakuan TON (Tambak Organik Nusantara). untuk
menetralkan berbagai racun dan gas berbahaya hasil pembusukan bahan organik
sisa budidaya sebelumnya dengan dosis 5 botol TON/ha atau 25 gr (2 sendok
makan)/100m2. Penambahan pupuk kandang juga dapat dilakukan untuk menambah
kesuburan lahan.
4)
Pemasukan Air. Dilakukan secara bertahap, mula-mula
setinggi 30 cm dan dibiarkan selama 3-4 hari untuk menumbuhkan plankton sebagai
pakan alami lele. Pada tipe kolam berupa bak, persiapan kolam yang dapat
dilakukan adalah : Pembersihan bak dari kotoran/sisa pembenihan sebelumnya,
penjemuran bak agar kering dan bibit penyakit mati. Pemasukan air fapat
langsung penuh dan segera diberi perlakuan TON dengan dosis sama
4. Pemijahan Lele
Pemijahan
adalah proses pertemuan induk jantan dan betina untuk mengeluarkan sel telur
dan sel sperma. Tanda induk jantan siap kawin yaitu alat kelamin berwarna
merah. Induk betina tandanya sel telur berwarna kuning (jika belum matang
berwarna hijau). Sel telur yang telah dibuahi menempel pada sarang dan dalam
waktu 24 jam akan menetas menjadi anakan lele (Budi, 1993)
5. Pemindahan Lele
Cara pemindahan pembudidayaan ikan lele
sebagai berikut :
1)
Kurangi air di sarang pemijahan sampai tinggi air
10-20 cm.
2)
Siapkan tempat penampungan dengan baskom atau ember
yang diisi dengan air di sarang. Samakan
suhu pada kedua kolam
3)
Pindahkan benih dari sarang ke wadah penampungan
dengan cawan atau piring.
4)
Pindahkan benih dari penampungan ke kolam pendederan
dengan hati-hati pada malam hari, karena masih rentan terhadap tingginya suhu
air.
6. Pendederan Lele
Adalah
pembesaran hingga berukuran siap jual, yaitu 5 – 7 cm, 7 – 9 cm dan 9 – 12 cm
dengan harga berbeda. Kolam pendederan permukaannya diberi pelindung berupa
enceng gondok atau penutup dari plastik untuk menghindari naiknya suhu air yang
menyebabkan lele mudah stress. Pemberian pakan mulai dilakukan sejak anakan
lele dipindahkan ke kolam pendederan ini (Budi, 1993).
1)
Manajemen Pakan Lele.
Pakan anakan
lele berupa :
a)
Pakan alami berupa plankton, jentik-jentik, kutu air
dan cacing kecil (paling baik) dikonsumsi pada umur di bawah 3 – 4 hari.
b)
Pakan buatan untuk umur diatas 3 – 4 hari. Kandungan
nutrisi harus tinggi, terutama kadar proteinnya.
c)
Untuk menambah nutrisi pakan, setiap pemberian pakan
buatan dicampur dengan POC NASA dengan dosis 1 – 2 cc/kg pakan (dicampur air
secukupnya), untuk meningkatkan pertumbuhan dan ketahanan tubuh karena
mengandung berbagai unsur mineral penting, protein dan vitamin dalam jumlah
yang optimal.
2)
Manajemen Air pada pembudidayaan ikan lele
Ukuran kualitas
air dapat dinilai secara fisik :
a)
Air harus bersih
b)
Berwarna hijau cerah
c)
Kecerahan/transparansi sedang (30 – 40 cm).
Ukuran kualitas
air secara kimia :
a)
bebas senyawa beracun seperti amoniak
b)
mempunyai suhu optimal (22 – 26 0C).
Untuk menjaga
kualitas air agar selalu dalam keadaan yang optimal, pemberian pupuk TON sangat
diperlukan. TON yang mengandung unsur-unsur mineral penting, lemak, protein,
karbohidrat dan asam humat mampu menumbuhkan dan menyuburkan pakan alami yang
berupa plankton dan jenis cacing-cacingan, menetralkan senyawa beracun dan
menciptakan ekosistem kolam yang seimbang. Perlakuan TON dilakukan pada saat
oleh lahan dengan cara dilarutkan dan di siramkan pada permukaan tanah kolam
serta pada waktu pemasukan air baru atau sekurang-kurangnya setiap 10 hari sekali.
Dosis pemakaian TON adalah 25 g/100m2 (Komar, 1981).
3)
Manajemen Kesehatan
Pada dasarnya,
anakan lele yang dipelihara tidak akan sakit jika mempunyai ketahanan tubuh
yang tinggi. Anakan lele menjadi sakit lebih banyak disebabkan oleh kondisi
lingkungan (air) yang jelek. Kondisi air yang jelek sangat mendorong tumbuhnya
berbagai bibit penyakit baik yang berupa protozoa, jamur, bakteri dan
lain-lain.
Maka dalam
menejemen kesehatan pembenihan lele, yang lebih penting dilakukan adalah
penjagaan kondisi air dan pemberian nutrisi yang tinggi. Dalam kedua hal
itulah, peranan TON dan POC NASA sangat besar. Namun apabila anakan lele
terlanjur terserang penyakit, dianjurkan untuk melakukan pengobatan yang sesuai
(Komar, 1981).
Penyakit-penyakit
yang disebabkan oleh infeksi protozoa, bakteri dan jamur dapat diobati dengan
formalin, larutan PK (Kalium Permanganat) atau garam dapur. Penggunaan obat
tersebut haruslah hati-hati dan dosis yang digunakan juga harus sesuai.
7. Panen
Penangkapan
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemanenan:
1)
Lele dipanen pada umur 6-8 bulan, kecuali bila
dikehendaki, sewaktuwaktu dapat
dipanen.
2)
Pemanenan sebaiknya dilakukan pada pagi hari supaya
lele tidak terlalu kepanasan.
3)
Kolam dikeringkan sebagian saja dan ikan ditangkap
dengan menggunakan seser halus, tangan,
lambit, tangguh atau jaring.
4)
Setelah dipanen, piaralah dulu lele tersebut di dalam
tong/bak/hapa selama 1-2 hari tanpa diberi makan agar bau tanah dan bau amisnya
hilang.
5)
Lakukanlah penimbangan secepat mungkin dan cukup satu
kali.
8. Pembersihan
Setelah ikan
lele dipanen, kolam harus dibersihkan dengan cara :
1)
Kolam dibersihkan dengan cara menyiramkan/memasukkan
larutan kapur sebanyak 20-200 gram/m 2 pada dinding kolam sampai rata.
2)
Penyiraman dilanjutkan dengan larutan formalin 40%
atau larutan permanganat kalikus (PK) dengan cara yang sama.
3)
Kolam dibilas dengan air bersih dan dipanaskan atau
dikeringkan dengan sinar matahari langsung. Hal ini dilakukan untuk membunuh
penyakit yang ada di kolam.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Budidaya ikan
lele, baik dalam bentuk pembenihan maupun pembesaran mempunyai prospek yang
cukup baik. Permintaan konsumen akan keberadaan ikan lele semakin meningkat.
Dengan teknik pemeliharaan yang baik, maka akan diperoleh hasil budidaya yang
memuaskan dan diminati konsumen. Oleh karena itu Pembudidayaan ikan Lele sangat
baik untuk dilakukan mengingat output yang dihasilkan juga lumayan besar.
B.
Saran
Diharapkan
dalam melakukan pembudidayaan ikan lele juga harus memperhatikan faktor fisik
kimia yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan ikan lele pada kolam
terkontrol agar menghasilkan produksi ikan lele yang lebih baik lagi dan
maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Comments
Post a Comment