makalah manfaat koloid dalam kehidupan sehari hari
DAFTAR ISI
Kata Pengantar………………………………………………………………………………!
Daftar Isi…………………………………………………………………………………….!!
BAB 1 Pendahuluan
I. Latar belakang………………………………………………………………………...…1
II. Tujuan….................…………………………………………………………………......1
III. Rumusan masalah..............................................................................................................1
BAB 2
Pembahasan
A. Manfaat koloid dalam kehidupan
sehari-hari...................................................................2
1.
Pemutihan Gula.............................................................................................................2
2.
Penggumpalan Darah....................................................................................................2
3. Penjernihan Air.............................................................................................................2
4. Pembentukan delta di muara sungai.............................................................................3
5. Pengambilan endapan pengotor....................................................................................3
6. Mengurangi polusi udara..............................................................................................3
7. Penggumpalan lateks.....................................................................................................3
8. Membantu pasien gagal ginjal......................................................................................4
9. Sebagai deodoran..........................................................................................................4
10. Sebagai bahan makanan dan obat................................................................................4
11. Sebagai bahan kosmetik...............................................................................................4
12. Sebagai bahan pencuci.................................................................................................4
13. Penghilang Kotoran pada Proses Pembuatan Sirup.....................................................4
14. Penggunaan Arang Aktif..............................................................................................5
15. Perebusan Telur............................................................................................................5
16. Pembuatan Yoghurt......................................................................................................5
17. Pembuatan Tahu...........................................................................................................5
3. Penjernihan Air.............................................................................................................2
4. Pembentukan delta di muara sungai.............................................................................3
5. Pengambilan endapan pengotor....................................................................................3
6. Mengurangi polusi udara..............................................................................................3
7. Penggumpalan lateks.....................................................................................................3
8. Membantu pasien gagal ginjal......................................................................................4
9. Sebagai deodoran..........................................................................................................4
10. Sebagai bahan makanan dan obat................................................................................4
11. Sebagai bahan kosmetik...............................................................................................4
12. Sebagai bahan pencuci.................................................................................................4
13. Penghilang Kotoran pada Proses Pembuatan Sirup.....................................................4
14. Penggunaan Arang Aktif..............................................................................................5
15. Perebusan Telur............................................................................................................5
16. Pembuatan Yoghurt......................................................................................................5
17. Pembuatan Tahu...........................................................................................................5
BAB 3 Penutup
1. Kesimpulan……………………………………………………………………………...6
2.
Saran.................................................................................................................................6
Daftar
Pustaka……………………………………………………………....………………....7
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas
segala limpahan rahmat , inayah, taufik dan hinayahNya sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat
sederhana. Makalah ini kami buat untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yakni Kimia.
Kami mengucapkan terimakasih kepada orang tua,
ibu guru, teman-teman, dan semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini
dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan
demi sempurnanya makalah ini.
Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai
salah satu acuan,petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Sistem koloid
(selanjutnya disingkat "koloid" saja) merupakan suatu bentuk campuran
(sistem dispersi) dua atau lebih zat yang bersifat homogen namun memiliki
ukuran partikel terdispersi yang cukup besar (1 - 100 nm), sehingga terkena
efek Tyndall. Bersifat homogen berarti partikel terdispersi tidak terpengaruh
oleh gaya gravitasi atau gaya lain yang dikenakan kepadanya; sehingga tidak
terjadi pengendapan, misalnya. Sifat homogen ini juga dimiliki oleh larutan,
namun tidak dimiliki oleh campuran biasa (suspensi).
Sistem koloid banyak dijumpai dalam kehidupan
sehari-hari, seperti di alam (tanah, air, dan udara), industri, kedokteran,
sistem hidup, dan pertanian. Di industri sendiri, aplikasi koloid untuk
produksi cukup luas. Hal ini disebabkan sifat karakteristik koloid yang
penting, yaitu dapat digunakan untuk mencampur zat-zat yang tidak dapat saling
melarutkan secara homogen dan bersifat stabil untuk produksi skala besar.
Koloid memiliki bentuk bermacam-macam, tergantung dari
fase zat pendispersi dan zat terdispersinya. Beberapa jenis koloid:
- Aerosol yang memiliki zat pendispersi berupa gas. Aerosol yang memiliki zat terdispersi cair disebut aerosol cair (contoh: kabut dan awan) sedangkan yang memiliki zat terdispersi padat disebut aerosol padat (contoh: asap dan debu dalam udara).
- Sol Sistem koloid dari partikel padat yang terdispersi dalam zat cair. (Contoh: Air sungai, sol sabun, sol detergen dan tinta).
- Emulsi Sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat cair lain, namun kedua zat cair itu tidak saling melarutkan. (Contoh: santan, susu, mayonaise, dan minyak ikan).
- Buih Sistem Koloid dari gas yang terdispersi dalam zat cair. (Contoh: pada pengolahan bijih logam, alat pemadam kebakaran, kosmetik dan lainnya).
- Gel sistem koloid kaku atau setengah padat dan setengah cair. (Contoh: agar-agar, Lem).
Berikut adalah beberapa sifat koloid :
• Efek Tyndall
• Gerak Brown
• Adsorbsi Koloid
• Koagulasi Koloid
• Koloid Pelindung
• Dialisis
• Elektroforesis
II. Tujuan
Untuk mengetahui manfaat koloid dalam kehidupan sehari-hari dalam berbagai bidang.
III. Rumusan Masalah
• Manfaat koloid dalam kehidupan sehari-hari dan di berbagai bidang.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Manfaat Koloid Dalam Kehidupan Sehari-Hari
Sistem koloid
banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, seperti di alam (tanah, air, dan
udara), industri, kedokteran, sistem hidup, dan pertanian. Di industri sendiri,
aplikasi koloid untuk produksi cukup luas. Hal ini disebabkan sifat
karakteristik koloid yang penting, yaitu dapat digunakan untuk mencampur
zat-zat yang tidak dapat saling melarutkan secara homogen dan bersifat stabil
untuk produksi skala besar.
Berikut ini adalah tabel aplikasi koloid:
Jenis
industry
|
Contoh aplikasi
|
Industri makanan
|
Keju, mentega, susu, saus salad
|
Industri kosmetika dan perawatan tubuh
|
Krim, pasta gigi, sabun
|
Industri cat
|
Cat
|
Industri kebutuhan rumah tangga
|
Sabun, deterjen
|
Industri pertanian
|
Peptisida dan insektisida
|
Industri farmasi
|
Minyak ikan, pensilin untuk suntikan
|
Berikut ini adalah penjelasan mengenai aplikasi koloid :
1. Pemutihan Gula
Gula tebu yang
masih berwarna dapat diputihkan. Dengan melarutkan gula ke dalam air, kemudian
larutan dialirkan melalui sistem koloid tanah diatomae atau karbon. Partikel
koloid akan mengadsorpsi zat warna tersebut. Partikel-partikel koloid tersebut
mengadsorpsi zat warna dari gula tebu sehingga gula dapat berwarna putih.
2. Penggumpalan Darah
Darah
mengandung sejumlah koloid protein yang bermuatan negatif. Jika terjadi luka,
maka luka tersebut dapat diobati dengan pensil stiptik atau tawas yang
mengandung ion-ion Al3+ dan Fe3+. Ion-ion tersebut membantu agar partikel
koloid di protein bersifat netral sehingga proses penggumpalan darah dapat
lebih mudah dilakukan.
3. Penjernihan Air
Untuk
memperoleh air bersih perlu dilakukan upaya penjernihan air. Kadang-kadang air
dari mata air seperti sumur gali dan sumur bor tidak dapat dipakai
sebagai air bersih jika tercemari. Air permukaan perlu dijernihkan sebelum
dipakai. Upaya penjernihan air dapat dilakukan baik skala kecil (rumah tangga)
maupun skala besar seperti yang dilakukan oleh Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM).Air keran (PDAM) yang ada saat ini mengandung partikel-partikel koloid
tanah liat,lumpur, dan berbagai partikel lainnya yang bermuatan negatif. Oleh
karena itu, untuk menjadikannya layak untuk diminum, harus dilakukan beberapa
langkah agar partikel koloid tersebut dapat dipisahkan. Hal itu dilakukan
dengan cara menambahkan tawas (Al2SO4)3.Ion Al3+ yang terdapat pada tawas
tersebut akan terhidroslisis membentuk partikel koloid Al(OH)3 yang bermuatan
positif melalui reaksi:
Al(OH)3 + 3H+àAl3+ + 3H2O
Setelah itu, Al(OH)3 menghilangkan muatan-muatan
negatif dari partikel koloid tanah liat/lumpur dan terjadi koagulasi pada
lumpur. Lumpur tersebut kemudian mengendap bersama tawas yang juga mengendap
karena pengaruh gravitasi. Berikut ini adalah skema proses penjernihan air
secara lengkap:
4. Pembentukan delta di muara sungai
Air sungai
mengandung partikel-partikel koloid pasir dan tanah liat yang bermuatan
negatif. Sedangkan air laut mengandung ion-ion Na+, Mg+2, dan Ca+2 yang
bermuatan positif. Ketika air sungai bertemu di laut, maka ion-ion positif dari
air laut akanmenetralkan muatan pasir dan tanah liat. Sehingga, terjadi
koagulasi yang akan membentuk suatu delta.
5. Pengambilan endapan pengotor
Gas atau udara
yang dialirkan ke dalam suatu proses industri seringkali mangandung zat-zat
pengotor berupa partikel-partikel koloid. Untukmemisahkan pengotor ini,
digunakan alat pengendap elektrostatik yang pelat logamnya yang bermuatan akan
digunakan untuk menarik partikel-partikel koloid.
6. Mengurangi polusi udara
Gas buangan
pabrik yang mengandung asap dan partikel berbahaya dapat diatasi dengan
menggunakan alat yang disebut pengendap cottrel. Prinsip kerja alat ini
memanfaatkan sifat muatan dan penggumpalan koloid sehingga gas yang dikeluarkan
ke udara telah bebas dari asap dan partikel berbahaya. Asap dari pabrik sebelum
meninggalkan cerobong asap dialirkan melalui ujung-ujung logam yang tajam dan
bermuatan pada tegangan tinggi (20.000 sampai 75.000 volt). Ujung-ujung
yang runcing akan mengionkan molekul-molekul dalam udara. Ion-ion tersebut akan
diadsorpsi oleh partikel asap dan menjadi bermuatan. Selanjutnya, partikel
bermuatan itu akan tertarik dan diikat pada elektrode yang lainnya.
Pengendap Cottrel ini banyak digunakan dalam industri untuk dua tujuan, yaitu
mencegah polusi udara oleh buangan beracun dan memperoleh kembali debu yang
berharga (misalnya debu logam).
7. Penggumpalan lateks
Getah karet
dihasilkan dari pohon karet atau hevea. Getah karet merupakan sol, yaitu
dispersi koloid fase padat dalam cairan. Karet alam merupakan zat padat yang
molekulnya sangat besar (polimer). Partikel karet alam terdispersi sebagai
partikel koloid dalam sol getah karet. Untuk mendapatkan karetnya, getah
karet harus dikoagulasikan agar karet menggumpal dan terpisah dari medium
pendispersinya. Untuk mengkoagulasikan getah karet, biasanya digunakan
asam formiat; HCOOH atau asam asetat; CH3COOH. Larutan asam pekat itu akan
merusak lapisan pelindung yang mengelilingi partikel karet. Sedangkan ion-ion
H+-nya akan menetralkan muatan partikel karet sehingga karet akan menggumpal.
Selanjutnya, gumpalan karet digiling dan dicuci lalu
diproses lebih lanjut sebagai lembaran yang disebut sheet atau diolah menjadi
karet remah (crumb rubber). Untuk keperluan lain, misalnya pembuatan
balon dan karet busa, getah karet tidak digumpalkan melainkan dibiarkan dalam
wujud cair yang disebut lateks. Untuk menjaga kestabilan sol lateks, getah
karet dicampur dengan larutan amonia; NH3. Larutan amonia yang bersifat basa
melindungi partikel karet di dalam sol lateks dari zat-zat yang bersifat asam
sehingga sol tidak menggumpal.
8. Membantu pasien gagal ginjal
Proses dialisis
untuk memisahkan partikel-partikel koloid dan zat terlarut merupakan dasar bagi
pengembangan dialisator. Penerapan dalam kesehatan adalah sebagai mesin pencuci
darah untuk penderita gagal ginjal. Ion-ion dan molekul kecil dapat melewati
selaput semipermiabel dengan demikian pada akhir proses pada kantung hanya
tersisa koloid saja. Dengan melakukan cuci darah yang memanfaatkan
prinsip dialisis koloid, senyawa beracun seperti urea dan keratin dalam darah
penderita gagal ginjal dapat dikeluarkan. Darah yang telah bersih kemudian
dimasukkan kembali ke tubuh pasien.
9. Sebagai deodoran
Deodoran
mengandung aluminium klorida yang dapat mengkoagulasi atau mengendapkan protein
dalam keringat.endapan protein ini dapat menghalangi kerja kelenjer keringat
sehingga keringat dan potein yang dihasilkan berkurang.
10. Sebagai bahan makanan dan obat
Ada zat-zat
yang tidak larut dalam air sehingga harus dikemas dalam bentuk koloid sehingga
mudah diminum. Contohnya obat dalam bentuk kapsul.
11. Sebagai bahan kosmetik
Ada berbagai
bahan kosmetik kosmetik berupa padatan, tetapi lebih baik digunakan dalam
bentuk cairan. Untuk itu biasanya dibuat berupa koloid dengan tertentu.
12. Sebagai bahan pencuci
Prinsip koloid
juga digunakan dalam proses pencucian dengan sabun dan detergen. Dalam
pencucian dengan sabun atau detergen, sabun/ detergen berfungsi sebagai
emulgator. Sabun/detergen akan mengemulsikan minyak dalam air sehingga
kotoran-kotoran berupa lemak atau minyak dapat dihilangkan dengan cara
pembilasan dengan air.
13. Penghilang Kotoran pada Proses Pembuatan Sirup
Kadang-kadang
gulam masih mengandung pengotor sehingga jika dilaturkan tidak jernih, pada
industri pembuatan sirup, untuk menghilangkan pengotor ini biasanya digunakan
putih telur. Setelah gula larut, sambil diaduk ditambahkan putih telur sehingga
putih telur tersebut menggumpal dan mengadsorpsi pengotor. Selain putih telur,
dapat juga digunakan zat lain, seperti tanah diatome atau arang aktif.
14. Penggunaan Arang Aktif
Arang aktif
merupakan contoh dari adsorben yang dibuat dengan cara memanaskan arang dalam
udara kering. Arang aktif memiliki kemampuan untuk menjerap berbagai zat. Obat
norit (obat sakit perut) mengandung zat arang aktif yang berfungsi menjerap
berbagai zat dan racun dalam usus. Arang aktif ini juga digunakan para topeng
gas, lemari es (untuk menghilangkan bau), dan rokok filter (untuk mengikat asap
nikotin dan tar)
15. Perebusan Telur
Telur mentah
merupakan suatu sistem koloid dengan fase terdispersi berupa protein. Jika
telur tersebut direbus akan terjadi koagulasi sehingga telur tersebut
menggumpal.
16. Pembuatan Yoghurt
Susu dapat
diubah menjadi yoghurt melalui fermentasi. Pada fermentasi susu akan terbentuk
asam laktat yang menggumpal dan berasa asam.
17. Pembuatan Tahu
Pada pembutan
tahu dari kedelai, mula-mulai kedelai dihancurkan sehingga terbentuk bubur
kedelai (seperti susu). Kemudian, ditambahkan larutan elektrolit, yaitu
CaSO4.2H2O yang disebut batu tahu sehingga protein kedelai menggumpal dan
membentuk tahu.
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Sistem koloid
banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, seperti di alam (tanah, air, dan
udara), industri, kedokteran, sistem hidup, dan pertanian. Di industri sendiri,
aplikasi koloid untuk produksi cukup luas. Hal ini disebabkan sifat
karakteristik koloid yang penting, yaitu dapat digunakan untuk mencampur
zat-zat yang tidak dapat saling melarutkan secara homogen dan bersifat stabil
untuk produksi skala besar.
Berikut manfaat koloid dalam kehidupan sehari-hari
pada berbagai bidang :
1. Pemutihan Gula
2. Penggumpalan Darah
3. Penjernihan Air
4. Pembentukan delta di muara sungai
5. Pengambilan endapan pengotor
6. Mengurangi polusi udara
7. Penggumpalan lateks
8. Membantu pasien gagal ginjal
9. Sebagai deodoran
10. Sebagai bahan makanan dan obat
11. Sebagai bahan kosmetik
12. Sebagai bahan pencuci
13. Penghilang Kotoran pada Proses Pembuatan Sirup
14. Penggunaan Arang Aktif
15. Perebusan Telur
16. Pembuatan Yoghurt
17. Pembuatan Tahu
3. Penjernihan Air
4. Pembentukan delta di muara sungai
5. Pengambilan endapan pengotor
6. Mengurangi polusi udara
7. Penggumpalan lateks
8. Membantu pasien gagal ginjal
9. Sebagai deodoran
10. Sebagai bahan makanan dan obat
11. Sebagai bahan kosmetik
12. Sebagai bahan pencuci
13. Penghilang Kotoran pada Proses Pembuatan Sirup
14. Penggunaan Arang Aktif
15. Perebusan Telur
16. Pembuatan Yoghurt
17. Pembuatan Tahu
2. SARAN
Saran saya sebagai penulis makalah ini dan sekalian
bapak atau Ibu Guru berserta teman- teman agar memberikan masukan kritik
maupaun saran, karena saya sebagai penulis belum merasa lebih baik dan sempurna
dalam penyusunan makalah ini mohon di beri arah dan petunjuk dalam bentuk
bimbingan.
DAFTAR PUSTAKA
http://utariratih46.blogspot.com/2013/04/makalah-manfaat-koloid-dalam-kehidupan
Comments
Post a Comment