makalah fungsi koloid pada kehidupan manusia
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha
Pengasih lagi Maha Penyayang, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,
yang telah melimpahkan Rahmat, Hidayah, dan Inayah-Nya sehingga kami dapat
merampungkan penyusunan makalah kimia dengan judul "Fungsi Koloid"
tepat pada waktunya.
Penyusunan makalah semaksimal mungkin
kami upayakan dan didukung bantuan dari berbagai pihak, sehingga dapat
memperlancar dalam penyusunannya. Untuk itu kami tidak lupa untuk mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan
makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu,
kami menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat kekurangan baik dari segi
penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Oleh karena itu, dengan lapang dada kami
membuka selebar-lebarnya pintu bagi para pembaca yang ingin memberi saran
maupun kritik demi memperbaiki makalah ini.
Akhirnya penyusun sangat mengharapkan
semoga dari makalah ini dapat diambil manfaatnya dan besar keinginan kami dapat
menginspirasi para pembaca untuk mengangkat permasalahan lain yang relevan pada
makalah-makalah selanjutnya.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar………………………………………………………………………………i
Daftar Isi…………………………………………………………………………………….ii
BAB 1 Pendahuluan
1.1 Latar belakang masalah…………………………………………………………………1
1.2 Rumusan masalah…………..………………………………………………..…..……...1
1.3 Tujuan
Masalah................................................................................................................1
BAB 2 Pembahasan
2.1 Pengertian
Koloid……………………………………………………………………….2
2.2 Fungsi
Koloid...................................................................................................................3
BAB 3 Penutup
1. Kesimpulan……………………………………………….……………………………...7
2.
Saran..................................................................................................................................7
Daftar
Pustaka…………………………………………………………….………………....8
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Dalam
kehidupan sehari-hari koloid banyak dijumpai baik dalam bentuk produk-produk
maupun dalam keadaan terlihat yang biasa dijumpai. Seperti produk sabun, dan
produk aerosol atau yang sering kali kita lihat seperi udara yang berdebu, kabut,
dan lain sebagainya.
Pada
dasarnya setiap konsep dan penerapan serta perlakuan melalui praktek kimia
membutuhkan larutan dan campuran. Di sini akan di bahas mengenai campuran yang
secara khusus yakni campuran koloid. Sistem koloid adalah suatu bentuk campuran
yang keadaannya terletak antara larutan dan suspensi (larutan kasar). Sistem
koloid ini mempunyai sifat-sifat khas yang berbeda dengan sifat larutan dan
suspensi. Keadaan bukan ciri dari zat tertentu karena semua zat, baik padat,
cair, maupun gas, dan dapat di buat dalam keadaan koloid.
Melalui
penjelasan di atas menyampaikan bahwa betapa pentingnya mempelajari
koloid, baik macam-macamnya ataupun mengetahui kegunaannya. Misalnya saja dalam
industri cat, keramik, plastik, lem, tinta, mentega, keju, pelumas, sabun,
detergen, gel, dan sejumlah besar produk lainnya. Maka dari pada itu, inilah
yang mendasari mengapa perlu mempelajari sistem koloid.
Oleh
karena itu, sangat penting dilakukannya presentasi mengenai sistem koloid ini
mengingat begitu banyak kegunaannya serta begitu erat dengan hidup dan
kehidupan sehari-hari dan amat berguna terutama dalam pengaplikasiannya. Dalam
pembahasan makalah ini, diharapkan kita dapat memahami arti penting dari
kegunaan koloid yang amat sering dijumpai terutama dalam bentuk produk-produk
industri yang telah ada.
1.2 Rumusan
Masalah
- Apa yang dimaksud dengan koloid ?
- Apa saja fungsi dari koloid ?
1.3 Tujuan Masalah
- Mengetahui apa itu sistem koloid dan jenis-jenisnya.
- Mengetahui fungsi dari koloid dalam berbagai bidang.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Koloid
Koloid adalah suatu campuran zat heterogen (dua fase) antara dua zat atau
lebih di mana partikel-partikel zat yang berukuran koloid (fase terdispersi/
yang dipecah) tersebar secara merata di dalam zat lain (medium pendispersi/
pemecah). Istilah koloid pertama kali diperkenalkan oleh Thomas Graham (1861)
berdasarkan pengamatannya terhadap gelatin yang merupakan kristal tetapi sukar
mengalami difusi, padahal umumnya kristal mudah mengalami difusi. Ukuran
partikel koloid berkisar antara 1-100 nm. Ukuran yang dimaksud dapat berupa
diameter, panjang, lebar, maupun tebal dari suatu partikel.
Oleh karena ukuran partikelnya yang relatif kecil, sistem koloid tidak
dapat diamati dengan mata langsung, tetapi masih bisa diamati dengan
menggunakan mikrosop ultra. Ternyata
partikel koloid mempunyai diameter 10-7 – 10-5. Mengapa
harus menggunakan mikroskop ultra? Karena hanya partikel yang ukuran
diameternya lebih besar dari 10-5 cm dapat dilihat dengan mikroskop
biasa.
Koloid juga dinamakan dispersi koloid atau suspensi koloid,
adalah campuran pertengahan antara larutan sejati dan suspensi. Keadaan koloid
atau sistem koloid adalah suatu campuran berfase dua yaitu fase terdispersi dan
fase pendispersi. Zat yang didispersikan disebut fase terdispersi, sedangkan
medium yang digunakan untuk mendispersi disebut medium pendispersi.
- Koloid memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
- Secara makroskopis bersifat homogen, tetapi heterogen jika diamati dengan mikroskop ultra.
- Partikel berdimensi antara 1 nm-100 nm.
- Dua fase
- Pada umumnya stabil.
- Tidak dapat disaring, kecuali dengan penyaring ultra.
2.2 Fungsi
Koloid
Sistem koloid banyak digunakan dalam kehidupan, terutama dalam kehidupan sehari-hari.
Hal ini disebabkan sifat karakteristik koloid yang penting, yaitu dapat
digunakan untuk mencampur zat-zat yang tidak dapat saling melarutkan secara
homogen dan bersifat stabil untuk produksi dalam skala besar.
Berikut ini
adalah tabel aplikasi koloid:
Jenis industri
|
Contoh aplikasi
|
Industri makanan
|
Keju, mentega, susu, saus salad
|
Industri kosmetika dan perawatan tubuh
|
Krim, pasta gigi, sabun
|
Industri cat
|
Cat
|
Industri kebutuhan rumah tangga
|
Sabun, deterjen
|
Industri pertanian
|
Peptisida dan insektisida
|
Industri farmasi
|
Minyak ikan, pensilin untuk suntikan
|
Berikut
ini adalah penjelasan mengenai aplikasi koloid :
1.
Pemutihan Gula
Gula tebu yang masih berwarna dapat diputihkan. Dengan melarutkan gula ke
dalam air, kemudian larutan dialirkan melalui sistem koloid tanah diatomae atau
karbon. Partikel koloid akan mengadsorpsi zat warna tersebut. Partikel-partikel
koloid tersebut mengadsorpsi zat warna dari gula tebu sehingga gula dapat
berwarna putih.
2. Penggumpalan
Darah
Darah mengandung sejumlah koloid protein yang bermuatan negatif. Jika
terjadi luka, maka luka tersebut dapat diobati dengan pensil stiptik (styptic
pencil) atau tawas yang mengandung ion-ion Al3+ dan Fe3+.
Ion-ion tersebut membantu agar partikel koloid di protein bersifat netral
sehingga proses penggumpalan darah dapat lebih mudah dilakukan.
3.
Penjernihan Air
Air keran (PDAM) yang ada saat ini mengandung partikel-partikel koloid
tanah liat, lumpur, dan berbagai partikel lainnya yang bermuatan negatif. Oleh
karena itu, untuk menjadikannya layak untuk diminum, harus dilakukan beberapa
langkah agar partikel koloid tersebut dapat dipisahkan. Hal itu dilakukan
dengan cara menambahkan tawas (Al2SO4)3 Ion Al3+
yang terdapat pada tawas tersebut akan terhidroslisis membentuk partikel koloid
Al(OH)3 yang bermuatan positif melalui reaksi:
Al3+ + 3H2O => Al(OH)3 + 3H+
Setelah itu, Al(OH)3 menghilangkan muatan-muatan negatif dari
partikel koloid tanah liat/lumpur dan terjadi koagulasi pada lumpur. Lumpur
tersebut kemudian mengendap bersama tawas yang juga mengendap karena pengaruh
gravitasi.
4. Pembentukan Delta di
Muara Sungai
Delta merupakan endapan di muara anak sungai pada
sungai induk. Air sungai yang mengandung partikel-partikel koloid pasir dan
tanah liat yang bermuatan negatif. Sedangkan air laut mengandung ion-ion Na+,
Mg2+, dan Ca2+ yang bermuatan positif. Ketika air sungai
dan air laut bertemu di muara, maka ion-ion positif dari air laut akan
menetralkan muatan pasir dan tanah liat. Sehingga, terjadi koagulasi yang akan
membentuk suatu delta.
5. Pengambilan Endapan
Pengotor
Gas atau udara yang dialirkan ke dalam suatu proses
industri seringkali mangandung zat-zat pengotor berupa partikel-partikel
koloid. Untuk memisahkan pengotor ini, digunakan alat pengendap elektrostatik
yang pelat logamnya bermuatan akan digunakan untuk menarik partikel-partikel
koloid.
6. Mengurangi Polusi
Udara
Gas buangan pabrik yang mengandung asap dan partikel
berbahaya dapat diatasi dengan menggunakan alat yang disebut pengendap cottrel.
Prinsip kerja alat ini memanfaatkan sifat muatan dan penggumpalan koloid
sehingga gas yang dikeluarkan ke udara telah bebas dari asap dan partikel
berbahaya. Asap dari pabrik sebelum meninggalkan cerobong asap dialirkan melalui
ujung-ujung logam yang tajam dan bermuatan pada tegangan tinggi (20.000 sampai
75.000 volt).
Ujung-ujung yang runcing akan meng-ionkan
molekul-molekul dalam udara. Ion-ion tersebut akan diadsorpsi oleh partikel
asap dan menjadi bermuatan. Selanjutnya, partikel bermuatan itu akan
tertarik dan diikat pada elektrode yang lainnya. Pengendap Cottrel ini banyak
digunakan dalam industri untuk dua tujuan, yaitu mencegah polusi udara oleh
buangan beracun dan memperoleh kembali debu yang berharga (misalnya debu logam).
7. Penggumpalan Lateks
Getah karet dihasilkan dari pohon karet atau hevea.
Getah karet merupakan sol, yaitu dispersi koloid fase padat dalam cairan. Karet
alam merupakan zat padat yang molekulnya sangat besar (polimer). Partikel karet
alam terdispersi sebagai partikel koloid dalam sol getah karet. Untuk
mendapatkan karetnya, getah karet harus dikoagulasikan agar karet menggumpal
dan terpisah dari medium pendispersinya. Untuk mengkoagulasikan getah
karet, biasanya digunakan asam formiat; HCOOH atau asam asetat; CH3COOH.
Larutan asam pekat itu akan merusak lapisan pelindung yang mengelilingi
partikel karet. Sedangkan ion-ion H+ nya akan menetralkan muatan
partikel karet sehingga karet akan menggumpal.
Selanjutnya, gumpalan karet digiling dan dicuci lalu
diproses lebih lanjut sebagai lembaran yang disebut sheet atau diolah menjadi
karet remah (crumb rubber). Untuk keperluan lain, misalnya pembuatan
balon dan karet busa, getah karet tidak digumpalkan melainkan dibiarkan dalam
wujud cair yang disebut lateks. Untuk menjaga kestabilan sol lateks, getah
karet dicampur dengan larutan amonia; NH3. Larutan amonia yang
bersifat basa melindungi partikel karet di dalam sol lateks dari zat-zat yang
bersifat asam sehingga sol tidak menggumpal.
8. Membantu Pasien Gagal
Ginjal
Proses dialisis untuk memisahkan partikel-partikel
koloid dan zat terlarut merupakan dasar bagi pengembangan dialisator. Penerapan
dalam kesehatan adalah sebagai mesin pencuci darah untuk penderita gagal
ginjal. Ion-ion dan molekul kecil dapat melewati selaput semipermiabel dengan
demikian pada akhir proses pada kantung hanya tersisa koloid saja.
Dengan melakukan cuci darah yang memanfaatkan prinsip
dialisis koloid, senyawa beracun seperti urea dan keratin dalam darah penderita
gagal ginjal dapat dikeluarkan. Darah yang telah bersih kemudian dimasukkan
kembali ke tubuh pasien.
9. Sebagai
Deodoran
Deodoran mengandung aluminium klorida yang dapat
mengkoagulasi atau mengendapkan protein dalam keringat, endapan protein ini
dapat menghalangi kerja kelenjer keringat sehingga keringat dan potein yang
dihasilkan berkurang.
10. Sebagai Bahan
Makanan dan Obat
Ada zat-zat yang tidak larut dalam air sehingga harus
dikemas dalam bentuk koloid sehingga mudah diminum. Contohnya obat dalam bentuk
sirup.
11. Sebagai Bahan
osmetik
Hampir 90% dari bahan kosmetik dibuat dalam keadaan
koloid. Hal itu disebabkan sifat koloid yang mudah menyerap pewangi dan
pewarna, lembut, mudah dibersihkan, tidak merusak kulit dan rambut, dan
sekaligus mengandung dua macam bahan yang tidak dapat saling larut. Macam-macam
bentuk bahan kosmetik, yaitu sebagai berikut;
- Bahan kosmetik yang berbentuk aerosol, misalnya parfum dan deodorant spray, hairspray, dan
- penghilang bau mulut yang disemprotkan.
- Bahan kosmetik yang berbentuk sol, misalnya susu pembersih muka dan kulit, cairan untuk masker, dan cat kuku.
- Bahan kosmetik yang berbentuk emulsi, misalnya susu pembersih muka dan kulit.
- Bahan kosmetik berbentuk gel, misalnya deodoran stick dan minyak rambut (jelly).
- Bahan kosmetik yang berbentuk buih, misalnya sabun cukur dan sabun kecantikan.
- Bahan kosmetik yang berbentuk sol padat misalnya pemerah bibir, pensil alis, dan maskara.
12. Sebagai Bahan
Pencuci
Prinsip koloid juga digunakan dalam proses pencucian
dengan sabun dan detergen. Dalam pencucian dengan sabun atau detergen, sabun
atau detergen berfungsi sebagai emulgator. Sabun atau detergen akan
mengemulsikan minyak dalam air sehingga kotoran-kotoran berupa lemak atau
minyak dapat dihilangkan dengan cara pembilasan dengan air.
13. Penghilang Kotoran
pada Proses Pembuatan Sirup
Kadang-kadang gula masih mengandung pengotor sehingga
jika dilaturkan tidak jernih, pada industri pembuatan sirup, untuk
menghilangkan pengotor ini biasanya digunakan putih telur. Setelah gula larut,
sambil diaduk ditambahkan putih telur sehingga putih telur tersebut menggumpal
dan mengadsorpsi pengotor. Selain putih telur, dapat juga digunakan zat lain,
seperti tanah diatome atau arang aktif.
14. Penggunaan
Arang Aktif
Arang aktif merupakan contoh dari adsorben yang dibuat
dengan cara memanaskan arang dalam udara kering. Arang aktif memiliki kemampuan
untuk menjerap berbagai zat. Obat norit (obat sakit perut) mengandung zat arang
aktif yang berfungsi menjerap berbagai zat dan racun dalam usus. Arang aktif ini
juga digunakan pada lemari es (untuk menghilangkan bau), dan rokok filter
(untuk mengikat asap nikotin dan tar).
15. Perebusan
Telur
Telur mentah merupakan suatu sistem koloid dengan fase
terdispersi berupa protein. Jika telur tersebut direbus akan terjadi koagulasi
sehingga telur tersebut menggumpal.
16.
Pembuatan Yoghurt
Susu dapat diubah menjadi yoghurt melalui fermentasi.
Pada fermentasi susu akan terbentuk asam laktat yang menggumpal dan berasa
asam.
17. Pembuatan
Tahu
Pada pembutan tahu dari kedelai, mula-mula kedelai
dihancurkan sehingga terbentuk bubur kedelai (seperti susu). Kemudian,
ditambahkan larutan elektrolit, yaitu CaSO4. 2H2O yang
disebut batu tahu sehingga protein kedelai menggumpal dan membentuk tahu.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Sistem koloid banyak
dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, seperti di alam (tanah, air, dan udara),
industri, kedokteran, sistem hidup, dan pertanian. Di industri sendiri,
aplikasi koloid untuk produksi cukup luas. Hal ini disebabkan sifat
karakteristik koloid yang penting, yaitu dapat digunakan untuk mencampur
zat-zat yang tidak dapat saling melarutkan secara homogen dan bersifat stabil
untuk produksi skala besar.
3.2 SARAN
Diharapkan dari makalah ini kita semua
dapat mengambil pelajarannya dan semoga kita bisa menggunakan koloid
sebagaimana mestinya.
DAFTAR PUSTAKA
KTSP
2006. 2016. Buku Ajar Kimia untuk SMA/MA
Comments
Post a Comment